2. Transistor






MODUL 2

Transistor

1. Pendahuluan[kembali]

   Transistor adalah komponen elektronika aktif yang umumnya memiliki 3 kaki yaitu NPN dan PNP. Fungsi dari Transistor sebagai saklar, penguat sinyal AC, penguat arus, dan masih banyak lagi kegunaanya pada rangkaian.

2. Tujuan [kembali]

  1. Mengetahui prinsip kerja transistor.
  2. Mengetahui prinsip kerja dan karakteristik dari rangkaian fixed bias.
  3. Mengetahui prinsip kerja dan karakteristik dari rangkaian self bias.
  4. Mengetahui prinsip kerja dan karakteristik dari rangkaian voltage divider bias.
  5. Mengetahui prinsip kerja Class A Amplifier
  6. Mengetahui prinsip kerja Regulator Power Supply

3. Alat dan Bahan [kembali]

  1. Transistor 2N3904
  2. Resistor 1K, 10K, 560 ohm
  3. DC Power supply
  4. Multimeter
  5. Jumper

4. Dasar Teori [kembali]

  Transistor adalah komponen berbahan semikonduktor yang digunakan sebagai penguat, sirkuit pemutus, penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Pada umumnya transistor memiliki 3 terminal yaitu basis (B), emitter (E), dan collector (C). Berdasarkan susunan semikonduktor yang membentuknya, transistor dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:

1. Transistor NPN

Transistor ini disusun oleh bahan semikonduktor tiga lapis yang terdiri dari dua bahan tipe N dan satu bahan tipe P.

2. Transistor PNP

Transistor ini disusun oleh bahan semikonduktor tiga lapis yang terdiri dari dua bahan tipe P dan satu bahan tipe N.



A. Daerah operasi transistor



Berdasarkan kurva hubungan VCE, IC, dan IB diatas, terdapat beberapa region

yang menunjukkan daerah kerja transistor, yaitu:

1. Daerah Potong (Cutoff)

Pada kondisi cutoff, arus Basis (IB) = 0 dan arus Kolektor (IC) = 0, hal

ini dikarenakan pada emitter dan kolektor menerima reverse bias.

2. Daerah Saturasi

Pada kondisi saturasi, arus Kolektor (IC) akan mencapai harga

maksimum, tanpa bergantung kepada arus Basis (IB), dan βdc, hal ini

dikarenakan pada emitter dan kolektor menerima forward bias.

3. Daerah Aktif

Pada kondisi aktif, terjadi sifat-sifat yang diinginkan, dimana:



Hal ini dikarenakan pada emitter menerima forward bias sedangkan

pada kolektor menerima reverse bias.

4. Daerah Breakdown

Kondisi breakdown ini dapat terjadi ketika arus Kolektor (IC) melebihi

spesifikasi yang diperbolehkan, kondisi breakdown ini dapat

mengakibatkan kerusakan pada transistor, maka daerah ini harus dihindari.


B. Pemberian Bias pada BJT

Istilah bias dimaksudkan penerapan tegangan dc untuk menetapkan tingkat arus

dan tegangan tetap. Tegangan dan arus yang dihasilkan menyatakan titik operasi

(quiescent point) atau titik Q yang menentukan daerah kerja transistor. Terdapat

beberapa jenis pemberian bias pada BJT, sebagai berikut:



C. Aplikasi Transistor

1. Class A amplifier

Amplifier kelas A adalah jenis amplifier di mana transistor (atau perangkat penguat

lainnya) selalu beroperasi dalam mode aktif (linear) sepanjang siklus sinyal input. Amplifier

Kelas A memiliki satu transistor, amplifier ini digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan

linieritas tinggi dan memiliki daya yang cukup.



Prinsip Kerja :

  •  Transistor dalam Mode Aktif: Dalam amplifier kelas A, transistor tidak pernah

sepenuhnya mati (cut-off) atau jenuh (saturation). Ini berarti transistor selalu

berada dalam kondisi aktif, memungkinkan arus untuk mengalir terus menerus.

  •  Arus Bias Tinggi: Amplifier kelas A di-bias dengan arus yang cukup tinggi

sehingga sinyal input dapat digeser di sekitar titik operasi yang linear. Ini

menghasilkan distorsi yang sangat rendah dan reproduksi sinyal yang sangat

akurat.


2. Regulator Power Supply

Power supply dengan regulator adalah sistem yang menyediakan tegangan keluaran

stabil meskipun ada variasi dalam tegangan masukan atau beban yang dihubungkan.

Regulator bertugas menjaga tegangan output konstan dan melindungi perangkat elektronik

yang terhubung dari kerusakan akibat fluktuasi tegangan.

Terdapat 2 jenis regulator daya :

  •  Regulator Linear

Regulator linear menggunakan komponen aktif seperti transistor atau op-amp

untuk membatasi tegangan output. Regulator linear unggul dalam beberapa hal

seperti desain yang sederhana, dan noise rendah, akan tetapi memiliki efisiensi yang

rendah karena membuang kelebihan daya sebagai panas.

  • Regulator Switching

Regulator Switching mengubah tegangan input ke bentuk sinyal AC dengan

frekuensi tinggi menggunakan switching transistor, kemudian menurunkannya

menggunakan transformator, dan akhirnya menstabilkan tegangan output dengan

komponen filter.Keunggulan dari regulator switching antara lain efisiensi yang

tinggi, dan dapat menghasilkan berbagai tegangan output. Kekurangan dari regulator

switching adalah memiliki desain yang lebih kompleks, serta bisa menghasilkan

noise yang lebih tinggi.

   
















Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAHAN PRESENTASI MATA KULIAH ELEKTRONIKA 2024